PROSES
PRODUKSI KERIPIK
DENGAN
MESIN PERAJANG UMBI-UMBIAN
1.
Pendahuluan
Dalam upaya
memeratakan dan meningkatkan pembangunan di seluruh Indonesia, pembangunan
masyarakat perlu ditingkatkan, sehingga dapat mencapai mutu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang adil dan sejahtera. Apalagi di era globalisasi ini,
masyarakat dituntut memiliki kemampuan untuk memanfaatkan. Teknologi Tepat Guna
secara optimal guna peningkatan daya saing usaha hasil produksi guna
peningkatan kesejahteraannya.
Teknologi
Tepat Guna dalam konteks pemberdayaan masyarakat, merupakan pemicu pertumbuhan
ekonomi. Pemanfaatan teknologi tepat guna secara optimal oleh masyarakat
akan mampu mewujudkan usaha masyarakat yang dapat menghemat ongkos produksi,
memperbaiki mutu produksi, meningkatkan
kapasitas dan nilai tambah produk sehingga dapat mensejahterakan masyarakat,
meningkatkan taraf hidup masyarakat agar dapat memberantas kemiskinan.
Pemanfaatan
teknologi tepat guna secara optimal akan dapat terwujud bila ada alih teknologi
dari pencipta kepada masyarakat. Alih teknologi tepat guna
dilaksanakan melalui upaya pemasyarakatan, yang bertujuan untuk mendorong
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan masyarakat sehingga
masyarakat lebih aktif dan berpikir rasional dalam mengeksploitasi sumber daya
alam bagi usaha meningkatkan pendapatan. Pemasyarakatan teknologi yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan merupakan upaya yang strategis dalam rangka
meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
2.
Rekayasa Mesin Keripik Umbi-umbian
Pada
kesempatan ini teknologi proses sangat diperlukan, dantaranya proses perajang
umbi-umbian sebagai konsumsi makanan ringan. Teknologi proses perajang
umbi-umbian yang di buat termasuk peralatan sederhana, namun alat/mesin ini
dilengkapi dengan penyetel pisau untuk mendapatkan ketebalan tertentu
disesuaikan dengan kebutuhan. Mesin yang dibuat dapat dilihat seperti gambar 1
.Mesin
perajang tersebut berfungsi untuk memproduksi beragai keripik dari bahan
umbi-umbian dengan ketebalan yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Ketebalan keripik yang dihasilkan dapat berkisar sekitar 0,5 s/d 1,5 mm atau
lebih dan kapasitas produksi berkisar
antara 50 s/d 100 kg/jam. Sedangkan elektro motor yang digunakan motor AC 0,5
PK yang dilengkapi oleh reducer yang berfungsi untuk menurunkan putaran elektro
motor. Cara kerja mesin ini dirancang sangat mudah untuk pengoperasiannya
karena dapat dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat baik anak-anak maupun
orang tua dan mesin ini dirancang aman dalam melakukan proses produksi.
3.
Cara Kerja.
Pada saat akan menggunakan mesin
perajang ini hal yang penting yang harus diperhatikan adalah mesin harus
dihidupkan terlebih dahulu dengan menekan power On/Off sebelum memasukan bahan
yang akan di rajang agar pisau tidak mendapatkan beban kejut sehingga pisau
akan lebih awet, kemudian masukan bahan yg akan di rajang ke corong tempat
memasukan bahan tersebut. Apabila bahan yang dirajang tinggal sedikit atau
sudah pendek maka dapat di dorong oleh bahan berikutnya atau didorong oleh alat
pendorong yang telah disiapkan. Bahan hasil rajangan akan jatuh melalui corong
pembuangan.
4.
Kesimpulan
Mesin ini sangat efektif digunakan
oleh perajin keripik yang dihasilkan dari bahan umbi-umbian seperti, ubi kayu,
ubi jalar, kentang dan lain-lain. Misalkan yang akan dibuat keripik adalah dari
bahan ubi kayu atau singkong urutan prosesnya adalah sebagai berikut singkong dari kebun di kupas terlebih dahulu
kemudian di masukan ke dalam mesin seperti ganbar 1 setelah itu singkong yang telah dirajang di
cuci dan di beri bumbu sesuai selera kemudian di goreng.
Apabila akan dilengkapi satu
rangkayan proses pengolahan keripik dapat di tambah beberapa mesin diantaranya
mesin peniris minyak, mesin filling dan mesin pengepakan atau sealer. Namun
untuk sekala rumahan mesin yang sangat dibutuhkan untuk produksi adalah mesin perajang umbi-umbian.
(Dalmasius Ganjar, S)