Minggu, 10 Agustus 2014

Mesin Perajang Umbi Umbian

PROSES PRODUKSI KERIPIK
DENGAN MESIN PERAJANG UMBI-UMBIAN

1.      Pendahuluan
Dalam upaya memeratakan dan meningkatkan pembangunan di seluruh Indonesia, pembangunan masyarakat perlu ditingkatkan, sehingga dapat mencapai mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang adil dan sejahtera. Apalagi di era globalisasi ini, masyarakat dituntut memiliki kemampuan untuk memanfaatkan. Teknologi Tepat Guna secara optimal guna peningkatan daya saing usaha hasil produksi guna peningkatan kesejahteraannya.
Teknologi Tepat Guna dalam konteks pemberdayaan masyarakat, merupakan pemicu pertumbuhan ekonomi.  Pemanfaatan teknologi tepat guna secara optimal oleh masyarakat akan mampu mewujudkan usaha masyarakat yang dapat menghemat ongkos produksi, memperbaiki  mutu produksi, meningkatkan kapasitas dan nilai tambah produk sehingga dapat mensejahterakan masyarakat, meningkatkan taraf hidup masyarakat agar dapat memberantas kemiskinan.
Pemanfaatan teknologi tepat guna secara optimal akan dapat terwujud bila ada alih teknologi dari pencipta kepada masyarakat.   Alih teknologi tepat guna dilaksanakan melalui upaya pemasyarakatan, yang bertujuan untuk mendorong meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan masyarakat sehingga masyarakat lebih aktif dan berpikir rasional dalam mengeksploitasi sumber daya alam bagi usaha meningkatkan pendapatan. Pemasyarakatan teknologi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan merupakan upaya yang strategis dalam rangka meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.  

2.      Rekayasa Mesin Keripik Umbi-umbian
Pada kesempatan ini teknologi proses sangat diperlukan, dantaranya proses perajang umbi-umbian sebagai konsumsi makanan ringan. Teknologi proses perajang umbi-umbian yang di buat termasuk peralatan sederhana, namun alat/mesin ini dilengkapi dengan penyetel pisau untuk mendapatkan ketebalan tertentu disesuaikan dengan kebutuhan. Mesin yang dibuat dapat dilihat seperti gambar 1


.Mesin perajang tersebut berfungsi untuk memproduksi beragai keripik dari bahan umbi-umbian dengan ketebalan yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Ketebalan keripik yang dihasilkan dapat berkisar sekitar 0,5 s/d 1,5 mm atau lebih dan kapasitas produksi  berkisar antara 50 s/d 100 kg/jam. Sedangkan elektro motor yang digunakan motor AC 0,5 PK yang dilengkapi oleh reducer yang berfungsi untuk menurunkan putaran elektro motor. Cara kerja mesin ini dirancang sangat mudah untuk pengoperasiannya karena dapat dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat baik anak-anak maupun orang tua dan mesin ini dirancang aman dalam melakukan proses produksi.

3.      Cara Kerja.
            Pada saat akan menggunakan mesin perajang ini hal yang penting yang harus diperhatikan adalah mesin harus dihidupkan terlebih dahulu dengan menekan power On/Off sebelum memasukan bahan yang akan di rajang agar pisau tidak mendapatkan beban kejut sehingga pisau akan lebih awet, kemudian masukan bahan yg akan di rajang ke corong tempat memasukan bahan tersebut. Apabila bahan yang dirajang tinggal sedikit atau sudah pendek maka dapat di dorong oleh bahan berikutnya atau didorong oleh alat pendorong yang telah disiapkan. Bahan hasil rajangan akan jatuh melalui corong pembuangan.

4.      Kesimpulan
            Mesin ini sangat efektif digunakan oleh perajin keripik yang dihasilkan dari bahan umbi-umbian seperti, ubi kayu, ubi jalar, kentang dan lain-lain. Misalkan yang akan dibuat keripik adalah dari bahan ubi kayu atau singkong urutan prosesnya adalah sebagai berikut  singkong dari kebun di kupas terlebih dahulu kemudian di masukan ke dalam mesin seperti ganbar 1  setelah itu singkong yang telah dirajang di cuci dan di beri bumbu sesuai selera kemudian di goreng. 
            Apabila akan dilengkapi satu rangkayan proses pengolahan keripik dapat di tambah beberapa mesin diantaranya mesin peniris minyak, mesin filling dan mesin pengepakan atau sealer. Namun untuk sekala rumahan mesin yang sangat dibutuhkan untuk produksi adalah   mesin perajang umbi-umbian.                 





(Dalmasius Ganjar, S)